Ads Top

Pengungsi Rohingya Silih Berganti ke Aceh Sepanjang 2023, Penolakan Kian Masif


Kedatangan pengungsi Rohingya di Aceh mengalami perubahan di tahun 2023 ini. Berbeda dengan sebelumnya, pengungsi yang datang di akhir tahun justru ditolak sana sini hingga akhirnya terjerumus. Rangkuman, Minggu (17/12/2023), ribuan pengungsi Rohingya masuk ke Aceh sejak awal Januari 2023. Masing-masing kelompok terdiri dari ratusan orang baik perempuan, anak-anak, dan laki-laki. Di antara banyaknya gelombang pengungsi yang datang, tidak ada satupun perahu yang ditemukan di tempat pendaratan.

 

Diduga mereka sengaja dibuang di Aceh dan kapal yang membawa mereka langsung melanjutkan perjalanan. Selain gelombang imigrasi, ada gelombang besar pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kamp penahanan.

 

Tahun ini, polisi juga menangkap beberapa orang yang diduga terlibat penyelundupan warga Rohingya ke Aceh. Dalam penyelidikan tersebut terungkap bahwa para pengungsi meninggalkan kamp di Bangladesh menuju galeri Mekkah dengan membayar sekitar 2 juta dan 15 juta per orang untuk tiket kapal.

 

Kedatangan etnis Rohingya kali ini sudah tidak dapat diterima lagi oleh masyarakat Aceh. Rata-rata daerah menolaknya. Akibatnya, ada sekelompok pengungsi Rohingya yang kini kehilangan tempat tinggal. Berikut data dan fakta keberadaan etnis Rohingya sepanjang tahun ini: 

 

8 Januari 2023 

Sebanyak 184 migran Rohingya terjebak di Kuala Gigieng, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Aceh. 40 di antaranya adalah anak-anak. Kapolres Banda Aceh Fahmi Irwan Ramli kepada wartawan di lokasi, “Mereka diberhentikan sekitar pukul 14.30 WIB.”

 

Menurut dia, pengungsi Rohingya yang terjebak berjumlah 69 orang dewasa, 75 orang dewasa, 22 laki-laki dan 18 perempuan. Fahmi mengatakan pihaknya belum melihat adanya perahu lain di perairan sekitar Aceh Besar. Pejabat juga disebut tidak menemukan keberadaan alien yang terdampar tersebut. “Jadi seperti ini terdampar, tidak terdeteksi sama sekali, ada informasi dari masyarakat, kita segera susun dan turun ke TKP bersama-sama,” jelasnya.

 

27 Januari 2023 

Tim intelijen Komando Militer (IM) Iskandar Muda menangkap seseorang yang diduga mengangkut pengungsi Rohingya dari Aceh ke Malaysia. Pelaku berinisial MN diduga membawa beberapa "pelaut" ke negara terdekat.

 

“Pelaku kejahatan adalah jaringan Organisasi Perdagangan Manusia (TPPO) yang berbasis di Rohingya. “MN kami tangkap di wilayah Aceh Tamiang pada tanggal 25 Januari malam pukul 22.20 WIB,” kata Inf Kolonel Aulia Fahmi Dalimunthe dari Asintel Kasdam Iskandar Muda kepada wartawan, Jumat (27/1).

 

Dalam pemeriksaan, MN dan istrinya HD terungkap kembali ke Indonesia pada akhir Desember 2022. Ia meninggalkan Malaysia menuju kota Dumai, Riau, menggunakan speedboat seharga masing-masing 1.500 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 5,2 juta.

 

Pada 30 Desember 2022, mereka berdua berangkat ke Kota Medan dan sehari kemudian berangkat ke Aceh Tamiang. Saat mereka tiba, D yang diduga pekerja Rohingya di Tanjung Balai menghubungi mereka.

 

“D menghubunginya untuk menjemput pengungsi Rohingya yang kabur dari Kota Lhokseumawe dengan gaji Rp 1 juta/orang dan mendapat biaya mobil Rp 7.000.000,” jelas Aulia. 16 Februari 2023 

 

50 migran Rohingya kembali terjebak di pemerintahan Aceh Besar. Ini adalah kapal ketiga yang terdampar di wilayah tersebut dalam tiga bulan terakhir. Pukul 09.15 WIB, 50 warga Rohingya tiba di Lampanah, Aceh Besar, kata Wakil Sekjen Panglima Laot Aceh Miftach Cut Adek kepada wartawan, Kamis (16/2/2023).

 

20 Februari 2023 

Seorang warga negara Burma asal Rohingya telah ditangkap polisi karena diduga mencoba membawa imigran Rohingya ke penjara sementara di Aceh. Pelaku berinisial RA (24) mengaku ingin memindahkan para "pelaut" tersebut ke Malaysia.

 

Pelaku adalah warga Rohingya yang saat ini tinggal di Johor Bahru, Malaysia, kata Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali kepada wartawan, Senin (20/2/2023). Menurutnya, RA juga memperoleh foto SK sebagai identitas dirinya guna memudahkan pembebasannya dari kamp konsentrasi. Pada Senin (6/2), RA tiba di sebuah toko tak jauh dari kamp dan berniat berganti pakaian untuk pulang. “Dia hendak ke sana untuk merelokasi tujuh warga Rohingya dan membawa mereka ke Medan lalu ke Malaysia. Namun saat hendak masuk, dihadang oleh penjaga di sana,” jelas Imam. Korban AR diserahkan ke polisi untuk penyelidikan lebih lanjut. Imam menjelaskan, penyerang mengakui perbuatannya dan mengungkap nama atasannya. Diakuinya, semua tindakannya merupakan perintah pemimpin besar Malaysia untuk mendatangkan suku Rohingya sesuai tuntutan delegasi, ujarnya.


Kedatangan pengungsi Rohingya di Aceh mengalami perubahan di tahun 2023 ini. Berbeda dengan sebelumnya, pengungsi yang datang di akhir tahun justru ditolak sana sini hingga akhirnya terjerumus. Rangkuman, Minggu (17/12/2023), ribuan pengungsi Rohingya masuk ke Aceh sejak awal Januari 2023. Masing-masing kelompok terdiri dari ratusan orang baik perempuan, anak-anak, dan laki-laki. Di antara banyaknya gelombang pengungsi yang datang, tidak ada satupun perahu yang ditemukan di tempat pendaratan.

 

Diduga mereka sengaja dibuang di Aceh dan kapal yang membawa mereka langsung melanjutkan perjalanan. Selain gelombang imigrasi, ada gelombang besar pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kamp penahanan.

 

Tahun ini, polisi juga menangkap beberapa orang yang diduga terlibat penyelundupan warga Rohingya ke Aceh. Dalam penyelidikan tersebut terungkap bahwa para pengungsi meninggalkan kamp di Bangladesh menuju galeri Mekkah dengan membayar sekitar 2 juta dan 15 juta per orang untuk tiket kapal.

 

Kedatangan etnis Rohingya kali ini sudah tidak dapat diterima lagi oleh masyarakat Aceh. Rata-rata daerah menolaknya. Akibatnya, ada sekelompok pengungsi Rohingya yang kini kehilangan tempat tinggal. Berikut data dan fakta keberadaan etnis Rohingya sepanjang tahun ini: 

 

8 Januari 2023 

Sebanyak 184 migran Rohingya terjebak di Kuala Gigieng, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Aceh. 40 di antaranya adalah anak-anak. Kapolres Banda Aceh Fahmi Irwan Ramli kepada wartawan di lokasi, “Mereka diberhentikan sekitar pukul 14.30 WIB.”

 

Menurut dia, pengungsi Rohingya yang terjebak berjumlah 69 orang dewasa, 75 orang dewasa, 22 laki-laki dan 18 perempuan. Fahmi mengatakan pihaknya belum melihat adanya perahu lain di perairan sekitar Aceh Besar. Pejabat juga disebut tidak menemukan keberadaan alien yang terdampar tersebut. “Jadi seperti ini terdampar, tidak terdeteksi sama sekali, ada informasi dari masyarakat, kita segera susun dan turun ke TKP bersama-sama,” jelasnya.

 

27 Januari 2023 

Tim intelijen Komando Militer (IM) Iskandar Muda menangkap seseorang yang diduga mengangkut pengungsi Rohingya dari Aceh ke Malaysia. Pelaku berinisial MN diduga membawa beberapa "pelaut" ke negara terdekat.

 

“Pelaku kejahatan adalah jaringan Organisasi Perdagangan Manusia (TPPO) yang berbasis di Rohingya. “MN kami tangkap di wilayah Aceh Tamiang pada tanggal 25 Januari malam pukul 22.20 WIB,” kata Inf Kolonel Aulia Fahmi Dalimunthe dari Asintel Kasdam Iskandar Muda kepada wartawan, Jumat (27/1).

 

Dalam pemeriksaan, MN dan istrinya HD terungkap kembali ke Indonesia pada akhir Desember 2022. Ia meninggalkan Malaysia menuju kota Dumai, Riau, menggunakan speedboat seharga masing-masing 1.500 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 5,2 juta.

 

Pada 30 Desember 2022, mereka berdua berangkat ke Kota Medan dan sehari kemudian berangkat ke Aceh Tamiang. Saat mereka tiba, D yang diduga pekerja Rohingya di Tanjung Balai menghubungi mereka.

 

“D menghubunginya untuk menjemput pengungsi Rohingya yang kabur dari Kota Lhokseumawe dengan gaji Rp 1 juta/orang dan mendapat biaya mobil Rp 7.000.000,” jelas Aulia. 16 Februari 2023 

 

50 migran Rohingya kembali terjebak di pemerintahan Aceh Besar. Ini adalah kapal ketiga yang terdampar di wilayah tersebut dalam tiga bulan terakhir. Pukul 09.15 WIB, 50 warga Rohingya tiba di Lampanah, Aceh Besar, kata Wakil Sekjen Panglima Laot Aceh Miftach Cut Adek kepada wartawan, Kamis (16/2/2023).

 

20 Februari 2023 

Seorang warga negara Burma asal Rohingya telah ditangkap polisi karena diduga mencoba membawa imigran Rohingya ke penjara sementara di Aceh. Pelaku berinisial RA (24) mengaku ingin memindahkan para "pelaut" tersebut ke Malaysia.

 

Pelaku adalah warga Rohingya yang saat ini tinggal di Johor Bahru, Malaysia, kata Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali kepada wartawan, Senin (20/2/2023). Menurutnya, RA juga memperoleh foto SK sebagai identitas dirinya guna memudahkan pembebasannya dari kamp konsentrasi. Pada Senin (6/2), RA tiba di sebuah toko tak jauh dari kamp dan berniat berganti pakaian untuk pulang. “Dia hendak ke sana untuk merelokasi tujuh warga Rohingya dan membawa mereka ke Medan lalu ke Malaysia. Namun saat hendak masuk, dihadang oleh penjaga di sana,” jelas Imam. Korban AR diserahkan ke polisi untuk penyelidikan lebih lanjut. Imam menjelaskan, penyerang mengakui perbuatannya dan mengungkap nama atasannya. Diakuinya, semua tindakannya merupakan perintah pemimpin besar Malaysia untuk mendatangkan suku Rohingya sesuai tuntutan delegasi, ujarnya.

No comments:

Powered by Blogger.