Ads Top

Mengenal 3H yang Menjadi Pedoman Hidup Orang Batak


Pernah dengar Dalihan dan Tolu? Filosofi ini sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Batak dalam kehidupannya. Namun pernahkah Anda mendengar tentang 3H yang sudah lama ada di kalangan masyarakat Batak? Pasalnya, 3H kerap dijadikan landasan bagi orang Batak untuk menjalani kehidupan yang baik. Jadi apa sebenarnya 3H itu?

 

Merujuk pada buku Orientasi Nilai Budaya Batak karya Basyral Harahap dan Hotman Siahaan, 3H merupakan singkatan dari hason, hagabeon dan hasangapon. 3H ini juga menjadi pedoman bagi masyarakat Batak dalam menjalani kehidupannya. Pasalnya, Batak akan dianggap berhasil jika menyelesaikan ketiga bagian 3H. Hamaron 

Merujuk Kamus Batak (2016), kemudian diterjemahkan sebagai kekayaan. Bagian selanjutnya dari Kajian Hamaroon, Konstruksi Realitas Budaya Hagabeon dan Hasangapon serta konferensi HKBP Martadinata Bandung Lintang Jaya Pangaribuan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Batak. Pasalnya, masyarakat Batak harus menempuh berbagai cara untuk mendapatkan pelabuhan tersebut. Orang Batak juga merupakan orang yang memiliki semangat juang yang kuat. Salah satu cara untuk mendapatkan haron adalah melalui mangaranto atau dalam bahasa Indonesia disebut merantau. Pendatang akan membentuk masyarakat Batak menjadi masyarakat yang produktif dan berdaya. Hagabeon 

Panduan lain untuk diikuti adalah hagabeon. Dalam Kamus Batak (2016) dijelaskan arti hagabeon adalah suku. Hasangapon, Hagabeon dan Hamaron merupakan faktor protektif atau risiko terjadinya perilaku bunuh diri pada remaja Batak Toba? Kajian terhadap nilai-nilai budaya Batak Toba menjelaskan bahwa hagabeon tidak hanya sekedar melahirkan. Hagabeon dalam novel juga bermakna Batak akan berumur panjang.

 

Hal ini sejalan dengan sejarah masyarakat Batak yang mempunyai budaya bersaing yang kuat. Bahkan, masyarakat Batak disebut-sebut memiliki sejarah peperangan antar masyarakat. Oleh karena itu, membuat hagabeon mudah dalam hidup, membangun rumah dalam kelompok yang kuat. Selain itu, persalinan disebut hagabeon dan website SirokBastra, surat kabar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mempunyai nama dampak dari gagasan Hagabeon, Hamaroon dan Hasangapon serta ketidaksetaraan gender dan Amang Parsiunan menggambarkan anak-anak, dan Ini satu. kasus. anak-anak mengacu pada anak laki-laki. Padahal, masyarakat Batak menganut sistem patrilineal. Hasangapon 

Hal terakhir yang dianggap sukses menurut orang Batak adalah hasangapon. Kamus Batak (2016) mengatakan bahwa arti hasangapon adalah kemuliaan dan kehormatan. Dalam buku Pengaruh Konsep Hagabeon, Hamaroon, dan Hasangapon Terhadap Ketimpangan Gender dan Amang Parsiunan dikatakan bahwa hasangapon dapat tercapai jika dua syarat sebelumnya terpenuhi. Tingkatan hasangapon merupakan tingkatan tertinggi yang menekankan bahwa ia tidak lagi berada pada tingkat keluarga inti. Hasangapon dianggap sebagai simbol kesuksesan dalam masyarakat. Namun hasangapon tidak lebih unggul dibandingkan kedua faktor lainnya. Sebab ketiga hal tersebut harus didukung agar kehidupan masyarakat Batak sejahtera.


Pernah dengar Dalihan dan Tolu? Filosofi ini sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Batak dalam kehidupannya. Namun pernahkah Anda mendengar tentang 3H yang sudah lama ada di kalangan masyarakat Batak? Pasalnya, 3H kerap dijadikan landasan bagi orang Batak untuk menjalani kehidupan yang baik. Jadi apa sebenarnya 3H itu?

 

Merujuk pada buku Orientasi Nilai Budaya Batak karya Basyral Harahap dan Hotman Siahaan, 3H merupakan singkatan dari hason, hagabeon dan hasangapon. 3H ini juga menjadi pedoman bagi masyarakat Batak dalam menjalani kehidupannya. Pasalnya, Batak akan dianggap berhasil jika menyelesaikan ketiga bagian 3H. Hamaron 

Merujuk Kamus Batak (2016), kemudian diterjemahkan sebagai kekayaan. Bagian selanjutnya dari Kajian Hamaroon, Konstruksi Realitas Budaya Hagabeon dan Hasangapon serta konferensi HKBP Martadinata Bandung Lintang Jaya Pangaribuan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Batak. Pasalnya, masyarakat Batak harus menempuh berbagai cara untuk mendapatkan pelabuhan tersebut. Orang Batak juga merupakan orang yang memiliki semangat juang yang kuat. Salah satu cara untuk mendapatkan haron adalah melalui mangaranto atau dalam bahasa Indonesia disebut merantau. Pendatang akan membentuk masyarakat Batak menjadi masyarakat yang produktif dan berdaya. Hagabeon 

Panduan lain untuk diikuti adalah hagabeon. Dalam Kamus Batak (2016) dijelaskan arti hagabeon adalah suku. Hasangapon, Hagabeon dan Hamaron merupakan faktor protektif atau risiko terjadinya perilaku bunuh diri pada remaja Batak Toba? Kajian terhadap nilai-nilai budaya Batak Toba menjelaskan bahwa hagabeon tidak hanya sekedar melahirkan. Hagabeon dalam novel juga bermakna Batak akan berumur panjang.

 

Hal ini sejalan dengan sejarah masyarakat Batak yang mempunyai budaya bersaing yang kuat. Bahkan, masyarakat Batak disebut-sebut memiliki sejarah peperangan antar masyarakat. Oleh karena itu, membuat hagabeon mudah dalam hidup, membangun rumah dalam kelompok yang kuat. Selain itu, persalinan disebut hagabeon dan website SirokBastra, surat kabar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mempunyai nama dampak dari gagasan Hagabeon, Hamaroon dan Hasangapon serta ketidaksetaraan gender dan Amang Parsiunan menggambarkan anak-anak, dan Ini satu. kasus. anak-anak mengacu pada anak laki-laki. Padahal, masyarakat Batak menganut sistem patrilineal. Hasangapon 

Hal terakhir yang dianggap sukses menurut orang Batak adalah hasangapon. Kamus Batak (2016) mengatakan bahwa arti hasangapon adalah kemuliaan dan kehormatan. Dalam buku Pengaruh Konsep Hagabeon, Hamaroon, dan Hasangapon Terhadap Ketimpangan Gender dan Amang Parsiunan dikatakan bahwa hasangapon dapat tercapai jika dua syarat sebelumnya terpenuhi. Tingkatan hasangapon merupakan tingkatan tertinggi yang menekankan bahwa ia tidak lagi berada pada tingkat keluarga inti. Hasangapon dianggap sebagai simbol kesuksesan dalam masyarakat. Namun hasangapon tidak lebih unggul dibandingkan kedua faktor lainnya. Sebab ketiga hal tersebut harus didukung agar kehidupan masyarakat Batak sejahtera.

No comments:

Powered by Blogger.