Ads Top

Luntang-lantung Pengungsi Rohingya, Tenda Dibongkar Warga-Ditampung di Dermaga


Kesejahteraan pengungsi Rohingya yang tiba di banyak wilayah di Aceh masih belum jelas. Warga sekitar menolak, bahkan saat datang warga merobohkan tenda tempat mereka berteduh. Pembongkaran tenda pengungsi Rohingya di desa Balohan, Sabang, Aceh. Warga dan mereka yang menolak masuk etnis Rohingya pun membawa mereka ke salah satu kantor Wali Kota Sabang. Berdasarkan video yang beredar dilihat, Senin (11/4/2023), warga terpaksa merobohkan tenda oranye tempat pengungsi Rohingya berada. Perempuan dan anak-anak masih ditemukan di dalam ketika tenda dilepas. Penduduk desa menggunakan truk terbuka untuk mengangkut para pengungsi ke sisi lain kantor walikota.

 

Gubernur Balohan Rusli membenarkan hal itu terjadi. Dia mengatakan, para pemimpin setempat mengadakan pertemuan setelah menerima laporan penolakan warga terhadap pengungsi. Warga mengatakan agar para pengungsi tersebut diusir dari desanya. “Mereka dibawa kembali ke Pemkot Sabang karena kemarin dimutasi Pemkot Sabang ke sana,” kata Rusli kepada wartawan.

 

Masyarakat yang tinggal di sana menolak karena takut terjadi hal buruk di negaranya. Akibat perpindahan penduduk Rohingya sebelumnya, penduduk mengalami kondisi yang kurang baik.

 

Ia menjelaskan: “Karena banyak pengalaman buruk yang menimpa masyarakat Tanah Air. Ketua Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Faisal Rahman mengatakan, saat ini timnya masih bekerja sama dengan pemerintah setempat mengenai tempat tinggal para pengungsi Rohingya.

 

“Sekarang tidak ada tempat bagi pengungsi Rohingya karena tenda-tenda sudah dibongkar,” kata Faisal kepada wartawan. Sebanyak 139 imigran Rohingya tiba di Sabang pada Sabtu dini hari (12/02). Ratusan pengungsi merupakan gelombang pertama yang tiba di Aceh pada bulan Desember. Pada November 2023, sekitar 1.000 pengungsi Rohingya telah memasuki Aceh. Mereka juga mendapat tentangan dari warga sekitar. Selamat datang di pelabuhan 

Saat warga sedang membongkar tenda, para pengungsi akhirnya menetap sementara di peron BPKS CT-1.

 

“Ini hanya bersifat sementara,” kata Direktur Protokol dan Komunikasi Sekda Kota Sabang Ady Akmal Shiddiq, Senin (12/4/2023). Penampungan tersebut diputuskan setelah Pemerintah Kota Sabang menggelar rapat perencanaan di Forkopimda.

 

Ady mengatakan, pendanaan penanganan pengungsi Rohingya ditanggung sepenuhnya oleh UNHCR dan bukan pemerintah daerah Sabang. UNHCR juga sempat berkoordinasi dengan Departemen Politik, Hukum, dan Keamanan terkait penanganan pengungsi tersebut, dan Presiden Jokowi memerintahkan Direktur Politik, Hukum, dan Keamanan untuk menangani kasus penolakan pengungsi tersebut.

 

Ia pun meminta masyarakat bersabar dan menjelaskan pihaknya sedang mencari cara terbaik untuk menangani pengungsi. “Kami mohon masyarakat bersabar dan memahami situasi ini, kami sedang mencari solusinya,” kata Ady.


Kesejahteraan pengungsi Rohingya yang tiba di banyak wilayah di Aceh masih belum jelas. Warga sekitar menolak, bahkan saat datang warga merobohkan tenda tempat mereka berteduh. Pembongkaran tenda pengungsi Rohingya di desa Balohan, Sabang, Aceh. Warga dan mereka yang menolak masuk etnis Rohingya pun membawa mereka ke salah satu kantor Wali Kota Sabang. Berdasarkan video yang beredar dilihat, Senin (11/4/2023), warga terpaksa merobohkan tenda oranye tempat pengungsi Rohingya berada. Perempuan dan anak-anak masih ditemukan di dalam ketika tenda dilepas. Penduduk desa menggunakan truk terbuka untuk mengangkut para pengungsi ke sisi lain kantor walikota.

 

Gubernur Balohan Rusli membenarkan hal itu terjadi. Dia mengatakan, para pemimpin setempat mengadakan pertemuan setelah menerima laporan penolakan warga terhadap pengungsi. Warga mengatakan agar para pengungsi tersebut diusir dari desanya. “Mereka dibawa kembali ke Pemkot Sabang karena kemarin dimutasi Pemkot Sabang ke sana,” kata Rusli kepada wartawan.

 

Masyarakat yang tinggal di sana menolak karena takut terjadi hal buruk di negaranya. Akibat perpindahan penduduk Rohingya sebelumnya, penduduk mengalami kondisi yang kurang baik.

 

Ia menjelaskan: “Karena banyak pengalaman buruk yang menimpa masyarakat Tanah Air. Ketua Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Faisal Rahman mengatakan, saat ini timnya masih bekerja sama dengan pemerintah setempat mengenai tempat tinggal para pengungsi Rohingya.

 

“Sekarang tidak ada tempat bagi pengungsi Rohingya karena tenda-tenda sudah dibongkar,” kata Faisal kepada wartawan. Sebanyak 139 imigran Rohingya tiba di Sabang pada Sabtu dini hari (12/02). Ratusan pengungsi merupakan gelombang pertama yang tiba di Aceh pada bulan Desember. Pada November 2023, sekitar 1.000 pengungsi Rohingya telah memasuki Aceh. Mereka juga mendapat tentangan dari warga sekitar. Selamat datang di pelabuhan 

Saat warga sedang membongkar tenda, para pengungsi akhirnya menetap sementara di peron BPKS CT-1.

 

“Ini hanya bersifat sementara,” kata Direktur Protokol dan Komunikasi Sekda Kota Sabang Ady Akmal Shiddiq, Senin (12/4/2023). Penampungan tersebut diputuskan setelah Pemerintah Kota Sabang menggelar rapat perencanaan di Forkopimda.

 

Ady mengatakan, pendanaan penanganan pengungsi Rohingya ditanggung sepenuhnya oleh UNHCR dan bukan pemerintah daerah Sabang. UNHCR juga sempat berkoordinasi dengan Departemen Politik, Hukum, dan Keamanan terkait penanganan pengungsi tersebut, dan Presiden Jokowi memerintahkan Direktur Politik, Hukum, dan Keamanan untuk menangani kasus penolakan pengungsi tersebut.

 

Ia pun meminta masyarakat bersabar dan menjelaskan pihaknya sedang mencari cara terbaik untuk menangani pengungsi. “Kami mohon masyarakat bersabar dan memahami situasi ini, kami sedang mencari solusinya,” kata Ady.

No comments:

Powered by Blogger.