Ads Top

Harapan JK Agar Indonesia Terima Ribuan Pengungsi Rohingya


Gelombang pengungsi Rohingya terus berlanjut di provinsi Aceh. Sekitar 1.000 pengungsi Rohingya telah memasuki berbagai tempat. Tindakan juga diambil terhadap para pengungsi. Tak hanya masyarakat yang tinggal di Aceh, para aktivis di internet juga mengumumkan penolakan terhadap kelompok etnis yang mengungsi dari Myanmar. Namun, mantan Presiden (Wapres) Indonesia Jusuf Kalla berharap pengungsi Rohingya bisa diterima di Indonesia untuk sementara waktu. Hal itu disampaikan JK saat mengikuti acara penyambutan Wali Nanggoroe Aceh di DPR Aceh, Jumat (15/2/2023). Dalam keterangannya, JK juga menyampaikan bahwa negara-negara Eropa telah menerima jutaan pengungsi dari berbagai negara.

 

“Jika jutaan pengungsi diterima di Eropa saja, maka ribuan dari kita tidak akan bisa menerima mereka,” kata JK. JK juga menyinggung sila kedua Pancasila, yakni manusia yang adil dan beradab.

 

Ia menjelaskan, “Mereka (pengungsi) juga harus beradaptasi dengan budaya di sini.” Selanjutnya JK menyinggung soal Indonesia menerima pengungsi Vietnam untuk tujuan kemanusiaan. Saat itu, kata JK, Indonesia disegani. Ia juga mengatakan, pengungsi merupakan kelompok paling rentan yang membutuhkan bantuan.

 

“Kami dulu menampung 250.000 pengungsi Vietnam di Indonesia yang kami hormati,” ujarnya. Sebagai informasi, sejak November 2023, sembilan kelompok pengungsi Rohingya masuk ke Aceh. Gubernur Aceh Achmad Marzuki mengatakan jumlah pengungsi yang diterima di Aceh mencapai 1.684 orang. “Hingga hari ini, pengungsi di Aceh berjumlah sekitar 1.684 orang,” kata Plt Gubernur Aceh Achmad Marzuki kepada wartawan, Senin (12/11).

 

Saat ini, kamp pengungsi sedang dibangun di beberapa tempat, antara lain Pidie, Sabang, dan bekas pusat imigrasi Lhokseumawe. Sementara itu, pengungsi Rohingya gelombang terakhir yang berjumlah 135 orang belum mendapatkan tempat tinggal setelah ditolak oleh masyarakat di seluruh dunia.

 

“Kemudian perusahaan internasional akan berkontribusi pada proyek lainnya. “Ada pelayanan yang harus dihormati, misalnya kebersihan, toilet, kesehatan, tempat ibadah, dan sebagainya,” kata Marzuki.


Gelombang pengungsi Rohingya terus berlanjut di provinsi Aceh. Sekitar 1.000 pengungsi Rohingya telah memasuki berbagai tempat. Tindakan juga diambil terhadap para pengungsi. Tak hanya masyarakat yang tinggal di Aceh, para aktivis di internet juga mengumumkan penolakan terhadap kelompok etnis yang mengungsi dari Myanmar. Namun, mantan Presiden (Wapres) Indonesia Jusuf Kalla berharap pengungsi Rohingya bisa diterima di Indonesia untuk sementara waktu. Hal itu disampaikan JK saat mengikuti acara penyambutan Wali Nanggoroe Aceh di DPR Aceh, Jumat (15/2/2023). Dalam keterangannya, JK juga menyampaikan bahwa negara-negara Eropa telah menerima jutaan pengungsi dari berbagai negara.

 

“Jika jutaan pengungsi diterima di Eropa saja, maka ribuan dari kita tidak akan bisa menerima mereka,” kata JK. JK juga menyinggung sila kedua Pancasila, yakni manusia yang adil dan beradab.

 

Ia menjelaskan, “Mereka (pengungsi) juga harus beradaptasi dengan budaya di sini.” Selanjutnya JK menyinggung soal Indonesia menerima pengungsi Vietnam untuk tujuan kemanusiaan. Saat itu, kata JK, Indonesia disegani. Ia juga mengatakan, pengungsi merupakan kelompok paling rentan yang membutuhkan bantuan.

 

“Kami dulu menampung 250.000 pengungsi Vietnam di Indonesia yang kami hormati,” ujarnya. Sebagai informasi, sejak November 2023, sembilan kelompok pengungsi Rohingya masuk ke Aceh. Gubernur Aceh Achmad Marzuki mengatakan jumlah pengungsi yang diterima di Aceh mencapai 1.684 orang. “Hingga hari ini, pengungsi di Aceh berjumlah sekitar 1.684 orang,” kata Plt Gubernur Aceh Achmad Marzuki kepada wartawan, Senin (12/11).

 

Saat ini, kamp pengungsi sedang dibangun di beberapa tempat, antara lain Pidie, Sabang, dan bekas pusat imigrasi Lhokseumawe. Sementara itu, pengungsi Rohingya gelombang terakhir yang berjumlah 135 orang belum mendapatkan tempat tinggal setelah ditolak oleh masyarakat di seluruh dunia.

 

“Kemudian perusahaan internasional akan berkontribusi pada proyek lainnya. “Ada pelayanan yang harus dihormati, misalnya kebersihan, toilet, kesehatan, tempat ibadah, dan sebagainya,” kata Marzuki.

No comments:

Powered by Blogger.