Ads Top

19 Aksara Bahasa Simalungun Beserta 8 Tanda Bacanya


Peradaban Simalungun telah mengenal dunia tulis menulis jauh sebelum bahasa Indonesia muncul dan menjadi bahasa nasional. Awalnya masyarakat Simalungun menggunakan aksara Simalungun. Aksara Simalungun biasanya ditulis pada benda yang bentuknya seperti tongkat akordeon. Uniknya, aksara Simalungun hanya mempunyai 19 huruf. Selain itu, tulis, penggunaan siminungin akan membaca 8 bar.

 

Jadi apa periode sembilan puluh tahun dan tanda membaca sesuatu? Ini adalah ulasan.

 

Memahami Aksara Simalungun 

Merujuk pada kamus bahasa Simalungun, aksara Simalungun mempunyai identitas tersendiri di antara suku Batak lainnya. Pasalnya, aksara Simalungun tidak hanya digunakan oleh kelompok yang berbeda, seperti subetnis Batak saja.

 

Jika pada suku Batak kecil dijelaskan bahwa tulisan hanya digunakan untuk datu/guru, maka di desa Simalungun pemimpin juga menggunakan tulisan. Aksara Simalungun disebut juga Sapuluhsiah. Dinamakannya Surah Sapuluhsiah karena aksara Simalungun memiliki 19 jenis huruf. Teks informasi Similunun adalah teks etnis lainnya, yaitu dari kiri ke kanan. Namun demikian, dalam menulis buku teks Similunt bukan buku ruang dan paragraf yang tercantum dalam bentuk huruf. Simalungun yang berjumlah 19 huruf adalah a, ha, ka, ba, pa, na, wa, ga, ja, da, ra, ma, ta, sa, ya, nga, la, nya, i, u.

 

8 tanda baca pada aksara Simalungun 

Seperti telah disebutkan di atas, aksara Simalungun tidak mengenal spasi pada paragraf. Huruf-huruf aksara Simalungun disusun menjadi kata dan kalimat dengan menggunakan tanda baca.

 

Pada aksara Simalungun terdapat 8 tanda baca yang digabungkan dengan 19 huruf. Ke-19 huruf tersebut adalah sebagai berikut.

 

Hamisaran (-) dijalin di sebelah kanan huruf atas sehingga menimbulkan bunyi "Ng". Hatalingan (-) disatukan di sebelah kiri huruf membentuk bunyi "E".

Panongonan (-) disisipkan di sebelah kanan huruf sehingga menimbulkan bunyi mati. Hajoringan ( = ) diletakkan di sebelah kanan huruf atas sehingga menimbulkan bunyi \'H' pada huruf yang diciptakannya.

Tanda panah ( = ) digambar di sebelah kanan huruf sehingga menghasilkan bunyi \'i\' 

Hatalungan ( - - ) digambar di kanan dan kiri huruf kapital sehingga menimbulkan bunyi \'OU\' 

Sihorlu (x) diikatkan di sebelah kanan huruf untuk menghasilkan bunyi \'O'. Haboritan ( > ) dililitkan di sisi kanan huruf untuk menghasilkan bunyi \'U\'.


Peradaban Simalungun telah mengenal dunia tulis menulis jauh sebelum bahasa Indonesia muncul dan menjadi bahasa nasional. Awalnya masyarakat Simalungun menggunakan aksara Simalungun. Aksara Simalungun biasanya ditulis pada benda yang bentuknya seperti tongkat akordeon. Uniknya, aksara Simalungun hanya mempunyai 19 huruf. Selain itu, tulis, penggunaan siminungin akan membaca 8 bar.

 

Jadi apa periode sembilan puluh tahun dan tanda membaca sesuatu? Ini adalah ulasan.

 

Memahami Aksara Simalungun 

Merujuk pada kamus bahasa Simalungun, aksara Simalungun mempunyai identitas tersendiri di antara suku Batak lainnya. Pasalnya, aksara Simalungun tidak hanya digunakan oleh kelompok yang berbeda, seperti subetnis Batak saja.

 

Jika pada suku Batak kecil dijelaskan bahwa tulisan hanya digunakan untuk datu/guru, maka di desa Simalungun pemimpin juga menggunakan tulisan. Aksara Simalungun disebut juga Sapuluhsiah. Dinamakannya Surah Sapuluhsiah karena aksara Simalungun memiliki 19 jenis huruf. Teks informasi Similunun adalah teks etnis lainnya, yaitu dari kiri ke kanan. Namun demikian, dalam menulis buku teks Similunt bukan buku ruang dan paragraf yang tercantum dalam bentuk huruf. Simalungun yang berjumlah 19 huruf adalah a, ha, ka, ba, pa, na, wa, ga, ja, da, ra, ma, ta, sa, ya, nga, la, nya, i, u.

 

8 tanda baca pada aksara Simalungun 

Seperti telah disebutkan di atas, aksara Simalungun tidak mengenal spasi pada paragraf. Huruf-huruf aksara Simalungun disusun menjadi kata dan kalimat dengan menggunakan tanda baca.

 

Pada aksara Simalungun terdapat 8 tanda baca yang digabungkan dengan 19 huruf. Ke-19 huruf tersebut adalah sebagai berikut.

 

Hamisaran (-) dijalin di sebelah kanan huruf atas sehingga menimbulkan bunyi "Ng". Hatalingan (-) disatukan di sebelah kiri huruf membentuk bunyi "E".

Panongonan (-) disisipkan di sebelah kanan huruf sehingga menimbulkan bunyi mati. Hajoringan ( = ) diletakkan di sebelah kanan huruf atas sehingga menimbulkan bunyi \'H' pada huruf yang diciptakannya.

Tanda panah ( = ) digambar di sebelah kanan huruf sehingga menghasilkan bunyi \'i\' 

Hatalungan ( - - ) digambar di kanan dan kiri huruf kapital sehingga menimbulkan bunyi \'OU\' 

Sihorlu (x) diikatkan di sebelah kanan huruf untuk menghasilkan bunyi \'O'. Haboritan ( > ) dililitkan di sisi kanan huruf untuk menghasilkan bunyi \'U\'.

No comments:

Powered by Blogger.