Ads Top

Mengenal Kidu-kidu, Kuliner 'Ekstrem' dari Kabupaten Karo


Dikutip dari Ensiklopedi Makanan Tradisional Indonesia (Sumatera), kidu adalah jenis makanan sehari-hari yang berasal dari Kabupaten Karo. Dinamakan kidu karena makanan ini adalah sejenis binatang (ulat) dalam pohon kelapa, aren, sagu yang sudah busuk, kemudian dimasak dengan cara merebusnya. 

Sebagai makanan sehari-hari, kidu dijual di pajak (pasar tradisional) dalam keadaan masih hidup. Jarang sekali rumah/kedai makan yang menjual makanan ini dalam keadaan siap untuk dimakan. Menurut pedagang, bila menjual kidu-kidu di rumah/kedai makan termasuk akan menjadi rugi karena makanan ini tidak tahan lama. 

 

Sejak jaman dahulu, kidu-kidu sudah dikonsumsi oleh masyarakat etnik di kabupaten Karo dan telah lama dikenal oleh masyarakat Karo baik di kota maupun di desa dan telah diwariskan secara turun- temurun. 

 

Kidu sebagai makanan dalam masyarakat Karo dianggap sebagai makanan yang telah memenuhi kriteria enak dan dapat dimakan siapa saja, kriteria enak tidaknya makanan ini sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh pengetahuan mereka tentang bumbu dan cara pengolahannya sementara ini banyaknya bumbu yang digunakan untuk membuat kidu tergantung dari sedikit banyaknya kidu yang dimasak dan selera bagi yang membuatnya. 

 

Manfaat Kidu-kidu Bagi Kesehatan 

Dilansir dari website resmi Warisan Budaya Takbenda Indonesia, makanan ini memiliki khasiat dan manfaat yaitu yang pertama ulat sagu bermanfaat sebagai penambah stamina, karena memiliki kadar asam amino yang tinggi. Menurut penelitian, asam amino pada telur kalah dengan asam amino yang terdapat pada ulat sagu dan yang kedua ulat sagu memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi juga, sehingga dipercaya mampu memberikan asupan tenaga yang tinggi. 

 

Bahan dan Cara Membuat Olahan Kidu-Kidu 

Bumbu yang digunakan untuk membuat kidu adalah cabe merah, bawang merah, bawang putih, daun salam, dan asam cikala. Asam cikala ini adalah sejenis buah hutan yang banyak ditemukan di daerah Kabupaten Karo. Fungsi dari asam cikala ini adalah untuk memberi rasa asam pada makanan dan memunculkan selera makan.. semua bahan yang digunakan untuk membuat bumbu Kido ada yang membelinya dari pasar ada juga yang membelinya dari hasil tanaman sendiri di kebun atau ladang. 

 

Cara membuat kidu-kidu yaitu mula-mula dipilih kidu yang agak gemuk, bulat dan masih hidup, karena kidu yang sudah mati menurut mereka adalah berkurang rasa enaknya bila dimasak. Kemudian Kidu dimasukkan ke dalam baskom, dicuci bersih lalu tiriskan. Bahan yang hendak dijadikan bumbu dibersihkan dengan cara memetik cabai mengupas bawang dan kunyit lalu mencucinya hingga bersih. Semua bahan ini lalu digiling halus dengan memberikan sedikit garam. Selanjutnya bumbu dimasukkan ke dalam kuali yang sudah diberi air, asam cikal dan daun salam. Setelah itu api dihidupkan dan di letakkan kuali diatasnya. Setelah mendidih, kidu dimasukkan ke dalamnya. Kurang lebih setengah jam, Kidu sudah masak dan siap untuk dihidangkan.


Dikutip dari Ensiklopedi Makanan Tradisional Indonesia (Sumatera), kidu adalah jenis makanan sehari-hari yang berasal dari Kabupaten Karo. Dinamakan kidu karena makanan ini adalah sejenis binatang (ulat) dalam pohon kelapa, aren, sagu yang sudah busuk, kemudian dimasak dengan cara merebusnya. 

Sebagai makanan sehari-hari, kidu dijual di pajak (pasar tradisional) dalam keadaan masih hidup. Jarang sekali rumah/kedai makan yang menjual makanan ini dalam keadaan siap untuk dimakan. Menurut pedagang, bila menjual kidu-kidu di rumah/kedai makan termasuk akan menjadi rugi karena makanan ini tidak tahan lama. 

 

Sejak jaman dahulu, kidu-kidu sudah dikonsumsi oleh masyarakat etnik di kabupaten Karo dan telah lama dikenal oleh masyarakat Karo baik di kota maupun di desa dan telah diwariskan secara turun- temurun. 

 

Kidu sebagai makanan dalam masyarakat Karo dianggap sebagai makanan yang telah memenuhi kriteria enak dan dapat dimakan siapa saja, kriteria enak tidaknya makanan ini sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh pengetahuan mereka tentang bumbu dan cara pengolahannya sementara ini banyaknya bumbu yang digunakan untuk membuat kidu tergantung dari sedikit banyaknya kidu yang dimasak dan selera bagi yang membuatnya. 

 

Manfaat Kidu-kidu Bagi Kesehatan 

Dilansir dari website resmi Warisan Budaya Takbenda Indonesia, makanan ini memiliki khasiat dan manfaat yaitu yang pertama ulat sagu bermanfaat sebagai penambah stamina, karena memiliki kadar asam amino yang tinggi. Menurut penelitian, asam amino pada telur kalah dengan asam amino yang terdapat pada ulat sagu dan yang kedua ulat sagu memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi juga, sehingga dipercaya mampu memberikan asupan tenaga yang tinggi. 

 

Bahan dan Cara Membuat Olahan Kidu-Kidu 

Bumbu yang digunakan untuk membuat kidu adalah cabe merah, bawang merah, bawang putih, daun salam, dan asam cikala. Asam cikala ini adalah sejenis buah hutan yang banyak ditemukan di daerah Kabupaten Karo. Fungsi dari asam cikala ini adalah untuk memberi rasa asam pada makanan dan memunculkan selera makan.. semua bahan yang digunakan untuk membuat bumbu Kido ada yang membelinya dari pasar ada juga yang membelinya dari hasil tanaman sendiri di kebun atau ladang. 

 

Cara membuat kidu-kidu yaitu mula-mula dipilih kidu yang agak gemuk, bulat dan masih hidup, karena kidu yang sudah mati menurut mereka adalah berkurang rasa enaknya bila dimasak. Kemudian Kidu dimasukkan ke dalam baskom, dicuci bersih lalu tiriskan. Bahan yang hendak dijadikan bumbu dibersihkan dengan cara memetik cabai mengupas bawang dan kunyit lalu mencucinya hingga bersih. Semua bahan ini lalu digiling halus dengan memberikan sedikit garam. Selanjutnya bumbu dimasukkan ke dalam kuali yang sudah diberi air, asam cikal dan daun salam. Setelah itu api dihidupkan dan di letakkan kuali diatasnya. Setelah mendidih, kidu dimasukkan ke dalamnya. Kurang lebih setengah jam, Kidu sudah masak dan siap untuk dihidangkan.

No comments:

Powered by Blogger.